Apakah COVID-19 Menyebabkan Rambut Rontok?

nurse-2019420_640
Update Terakhir:

17 November 2021

Diperiksa Secara Medis Oleh: Review Pending
Ditulis Oleh: Tim Editorial ROEGAN

TLDR

COVID-19 menyebabkan folikel rambut yang sehat “menua” dan mudah rontok sehingga rambut para penderita tampak mengalami kerontokan parah.

COVID-19 memang menyebabkan berbagai gejala yang berbeda: mulai dari demam, hilang penciuman, sesak nafas, hingga kerontokan rambut. Menurut American Academy of Dermatology Association, kerontokan ini adalah hal yang wajar terjadi dalam 2-3 bulan setelah gejala pertama COVID-19. 

Kerontokan rambut yang disebabkan oleh COVID-19 disebabkan oleh 2 hal: anagen effluvium dan telogen effluvium. Seperti yang pernah kita pelajari pada artikel “Kebotakan”, anagen merupakan fase pertumbuhan di mana rambut tampak sehat dan kuat sedangkan telogen merupakan fase istirahat di mana rambut yang sudah tua pelan-pelan akan terlepas dari kepala alias rontok. Effluvium sendiri dapat diartikan sebagai kerontokan. Dengan kata lain, COVID-19 menyebabkan kerontokan tidak hanya di fase telogen yang di mana sudah waktunya rambut rontok, tetapi juga pada fase anagen di mana rambut seharusnya tumbuh subur.

Menurut observasi oleh Shansal (2020) yang merupakan seorang dokter kulit di Baghdad, Irak, kerontokan yang terjadi ketika pasien terjangkit COVID-19 disebabkan oleh anagen effluvium. Ketika menyerang tubuh, virus SARS-COV-2 (virus yang menyebabkan COVID-19) menyebabkan sistem imun tubuh “berperang” melawan sehingga terjadi inflamasi. Salah satu tanda “peperangan” ini terjadi adalah suhu badan yang meningkat, alias demam. “Peperangan” tersebut membuat tubuh lelah sehingga mendorong folikel rambut yang masih berada dalam fase anagen ke permukaan kulit sehingga mudah tercabut dan rontok. 

Pada saat yang bersamaan, para peneliti di Amerika, yakni Mieczkowska et al. (2020) menemukan bahwa 10 pasien wanita penderita COVID-19 di New York, Amerika Serikat, mengalami telogen effluvium. “Peperangan” yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2 menyebabkan folikel rambut yang masih sehat dan kuat dalam fase anagen untuk masuk ke fase telogen secara prematur (belum pada waktunya). Dan setelah 3 bulan berada dalam fase telogen, rambut-rambut tersebut otomatis akan rontok. Menurut Abrantes et al. (2020), COVID-19 akan menyebabkan telogen effluvium dalam 1.5 bulan semenjak gejala pertama timbul dan setelah penderita sembuh dari virus SARS-COV-2, telogen effluvium akan berhenti dalam 2 bulan. Padahal, pada umumnya telogen effluvium yang disebabkan oleh “peperangan” lain (seperti ibu postpartum contohnya) berhenti dalam 3-6 bulan. Abrantes et al. (2020) karena itu menyimpulkan, walau COVID-19 menyebabkan telogen effluvium yang lebih intensif, namun durasinya cenderung lebih singkat.


Sebagai kesimpulan, melalui anagen effluvium dan telogen effluvium, COVID-19 memang menyebabkan kerontokan pada penderitanya.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran medis. Informasi yang terkandung di sini bukan merupakan pengganti dan tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis profesional. Selalu bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko dan manfaat dari perawatan apa pun.