Pentingnya Tidur Dalam Pertumbuhan Rambut

nurse-2019420_640
Update Terakhir:

23 March 2022

Diperiksa Secara Medis Oleh: Review Pending
Ditulis Oleh: Tim Editorial ROEGAN

TLDR

Kekurangan tidur dapat menyebabkan menurunnya sintesis protein yang notabene merupakan langkah penting dalam pembentukan rambut baru. Menggunakan obat penumbuh rambut hanyalah sebagian dari solusinya, sebagian lagi terdapat dari gaya hidup yang sehat, termasuk tidur yang cukup, nutrisi yang baik dan olahraga.

Di tengah maraknya budaya “hustle”, tidur merupakan suatu rutinitas yang dianggap membuang-buang waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk produktivitas. Padahal, pada kenyataannya, tidur merupakan bagian yang penting dan tak tergantikan dalam konteks produktivitas sekalipun. Pasalnya, dengan tidur yang cukup, tubuh dan otak akan dapat berfungsi optimal kembali setelah lelah bekerja keras pada hari sebelumnya. 

Sedangkan dalam konteks pertumbuhan rambut, tidur juga merupakan bagian yang sangat penting. Memang betul, bagi penderita kebotakan, diperlukan mekanisme tambahan dalam bentuk obat penumbuh rambut (seperti minyak kemiri atau bahkan minoxidil). Namun, obat penumbuh rambut hanya separuh dari solusi kebotakan. Separuhnya lagi ada pada gaya hidup yang baik, yaitu: nutrisi yang baik, tidur dan olahraga yang cukup. Pada artikel kali ini, tim editorial ROEGAN akan membahas mengenai peran tidur dalam pertumbuhan rambut.

Pada artikel “Kebotakan”, telah dibahas bahwa agar rambut terlihat lebat dan sehat, maka sebagian besar folikel rambut harus berada dalam fasa anagen. Helai rambut terbentuk oleh folikel melalui proses sintesis protein yang dikenal dengan nama keratin. Ketika sintesis protein tersebut terganggu karena satu hal atau lainnya, maka helai rambut akan tampak tipis atau bahkan folikel rambut akan pindah dari fase anagen.

Sebuah penelitian gabungan antara universitas di Australia dan di Amerika yang hasilnya dirilis pada tahun 2020 menemukan bahwa total sleep deprivation (tidak tidur sama sekali) selama 1 hari saja sudah cukup untuk mengakibatkan berbagai disfungsi metabolisme termasuk proses sintesis protein. 

Pada penelitian yang disebutkan di atas, 13 relawan yang berusia 18 – 35 tahun (7 pria dan 6 wanita) dan dalam keadaan sehat dipilih untuk menjalani penelitian dampak total sleep deprivation terhadap sintesis protein (dalam penelitian ini, sintesis protein otot). Relawan yang terpilih tidak boleh pernah didiagnosa dengan sleep disorder, tidak bepergian ke negara yang memiliki zona waktu yang berbeda dalam 4 minggu sebelum penelitian dan tidak punya kebiasaan tidur siang.

Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, tahap 1 di mana para relawan tidur selama 8 jam dan tahap 2 di mana para relawan yang sama tidak tidur sama sekali. Antara tahap 1 dan 2, diberi jarak sekurangnya 4 minggu. Data dari pengukuran tahap 1 mulai sekarang akan disebut sebagai CON (karena tahap 1 memang ditujukan untuk menjadi kontrol) dan tahap 2 disebut sebagai DEP. 

Selama penelitian berlangsung, relawan memakai Actigraph di pergelangan tangan mereka untuk memastikan mereka tidak jatuh tertidur. Dalam jangka waktu tertentu, dilakukan pengambilan darah para relawan sebagai sarana untuk memonitor kadar hormon dalam tubuh sebagai akibat kurang tidur. Gambar di bawah mengilustrasikan rangkaian kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini. 

Hasilnya, ditemukan bahwa tidak tidur menyebabkan sintesis protein otot menurun hingga 18% dan menurunkan testosteron di plasma hingga 24% (lihat grafik di bawah). Baca artikel “Apa Itu Signifikansi Statistik” untuk mempelajari cara membaca data hasil penelitian ilmiah.

Dengan kata lain walaupun sudah dibantu dengan obat pertumbuhan rambut, jika terjadi kekurangan tidur pada penderita kebotakan, maka akan sulit bagi folikel untuk menumbuhkan rambut.

Hal senada juga disampaikan oleh para peneliti di Perancis dalam studi yang dipublikasikan pada tahun 1987. Dalam penelitian ini, 10 pria dalam keadaan sehat tidak diperbolehkan untuk tidur hingga 48 jam dan hasilnya, ditemukan bahwa pertumbuhan brewok para relawan berkurang 19% sebagai akibat dari kurang tidur.

Dampak dari kurang tidur tidak hanya pada sintesis protein untuk kebutuhan pertumbuhan rambut, melainkan lebih menyeluruh dan sistemik karena menyebabkan hormon seperti testosteron untuk mengalami penurunan. Tetapi kedua penelitian yang di atas menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menghambat usaha Anda untuk menumbuhkan rambut. 

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran medis. Informasi yang terkandung di sini bukan merupakan pengganti dan tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis profesional. Selalu bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko dan manfaat dari perawatan apa pun.