Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Minoxidil?

nurse-2019420_640
Update Terakhir:

10 May 2023

Diperiksa Secara Medis Oleh: Review Pending
Ditulis Oleh: Tim Editorial ROEGAN

TLDR

Minoxidil termasuk dalam obat-obatan kategori C yang berarti resiko yang dapat timbul melebihi potensi keuntungan yang akan didapat dalam mengkonsumsi obat tersebut. Walau belum ada bukti ilmiah yang konkret, namun telah terjadi beberapa kasus malformasi janin yang dikaitkan dengan pemakaian minoxidil selama masa kehamilan.

Ketika seorang wanita mengandung, banyak perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perubahan hormon dapat menimbulkan efek samping seperti kerontokan rambut. Hal ini tentu menimbulkan kecemasan bagi para ibu hamil. 

Minoxidil diketahui telah terbukti secara ilmiah dapat menumbuhkan rambut. Minoxidil dipakai dengan cara dioleskan pada permukaan kulit yang ingin ditumbuhi rambut. Sehingga, banyak yang beranggapan bahwa minoxidil aman dipakai oleh ibu hamil sekalipun. Namun kenyataannya tidak demikian. 

Ketika dioleskan, minoxidil akan terserap oleh kulit. Kemampuan minoxidil untuk mudah terserap inilah yang menjadikannya sangat efektif dalam menumbuhkan rambut. Begitu terserap, minoxidil menyebabkan pelebaran pembuluh darah di sekitar folikel rambut. Ketika pembuluh darah melebar, otomatis lebih banyak nutrisi dan oxygen yang dapat mencapai folikel tersebut sehingga folikel kini bisa optimal dalam menumbuhkan rambut yang kuat dan sehat. 

Dengan kata lain pemakaian minoxidil tidak hanya menimbulkan efek di tempat yang dioleskan (lokal) tetapi juga memiliki efek sistemik pada bagian tubuh di sekitarnya karena telah masuk ke pembuluh darah.

Untuk membantu ibu hamil untuk menentukan obat mana yang aman untuk dikonsumsi, FDA (Badan BPOM Amerika Serikat) mengklasifikasi obat-obatan ke dalam beberapa kategori:

  • Kategori A
    • Tidak ada risiko dalam studi manusia (studi pada wanita hamil tidak menunjukkan risiko pada janin selama trimester pertama)
  • Kategori B
    • Tidak ada risiko pada penelitian pada hewan (tidak ada penelitian yang memadai pada manusia, tetapi penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin)
  • Kategori C
    • Risiko tidak dapat dikesampingkan. Tidak ada penelitian yang memuaskan pada wanita hamil, tetapi penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko pada janin)
  • Kategori D
    • Terdapat bukti risiko (studi pada wanita hamil telah menunjukkan risiko pada janin)
  • Kategori X
    • Kontraindikasi (studi pada wanita hamil telah menunjukkan risiko pada janin, dan/atau studi manusia atau hewan telah menunjukkan kelainan janin; risiko obat lebih besar daripada manfaat potensial)

Contoh obat yang masuk pada kategori A adalah paracetamol. Sedangkan minoxidil sendiri masuk dalam kategori C yang berarti terdapat resiko yang tidak dapat dikesampingkan walau belum ada bukti ilmiahnya.

Pada tahun 2003, sebuah rumah sakit pendidikan di Firenze, Itali melaporkan adanya malformasi janin yang dicurigai diakibatkan oleh penggunaan minoxidil oleh ibunya selama masa kandungan. Walau tidak dapat disimpulkan bahwa penggunaan minoxidil merupakan penyebabnya ataukah faktor lainnya, namun ibu dari janin tersebut mengakui mulai menggunakan minoxidil semenjak usia janin masih beberapa minggu saja. 

Walau banyak juga ibu hamil yang mengatakan bahwa janin mereka baik-baik saja walau mereka menggunakan minoxidil, kasus di Firenze tersebut menunjukkan bahwa baiknya minoxidil dihindari dulu oleh ibu hamil.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran medis. Informasi yang terkandung di sini bukan merupakan pengganti dan tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis profesional. Selalu bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko dan manfaat dari perawatan apa pun.